Minggu, 20 Desember 2009

Bore up suzuki skywave 210 cc

"Speed Touring 210 CC"

Ah...biasa saja. Gak ada yang istimewa. Kecuali cat baru, penggunaan ban Battlax dan cakram lebar di rem depan. Itulah kesan pertama MOTOR Plus melihat tampang Suzuki Skywave milik Nana Budhi Satya. Kalau dipelototin malah cenderung mirip motor standar.

Tapi, setelah cas...cis..cus beberapa menit dengan staff SDM sebuah rumah makan fast food ini, barulah terkuak keistimewaan skubek terbitan 2008 ini. Tampang standarnya, hanya kamuflase yang menyembunyikan tenaga gahar yang dimilikinya. Kapasitas mesin kini sudah 210 cc.

Nana tergabung dalam komunitas Brigade Motor Senayan (BMS). Komunitas ini mempunyai agenda rutin yaitu turing ke luar kota. Tapi, turing mereka bukanlah turing biasa, tapi menganut paham speed touring.

Artinya,"Saat turing, kami benar-benar menguji tenaga maksimal mesin ," jelas Nana. Tak heran, wilayah yang dipilih, punya karakter jalan dipenuhi tikungan dan trek lurus yang panjang seperti Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat.

Pengalaman ikut turing dengan mesin standar membuat Nana tak nyaman karena kerap tertinggal rombongan. Makanya, biar kejadian itu tak terulang, mesin pun menjalani serangkaian pembedahan.

Tak tanggung, piston menggunakan milik Honda Tiger oversize 50 yang berdiameter 64 mm. Dipadu ring piston dengan sepuh emas bikinan Fukukawa. "Ring seher ini mempunyai titik didih yang tinggi, sehingga tidak gampang muai saat panas. Selain itu, punya daya tahan tinggi terhadap friksi atau gesekan. Karena minim gesekan, tenaga motor pun tak bakal terkorupsi," jelas Nana.

Setelah dicoba, taunya, power motor masih kurang nendang. Kurang wus...wus...wus di jalan lurus. Keluar-masuk tikungan pun kurang cepat. Tak pelak, stroke pun dinaikkan 10 mm jadi 65,2 mm. Standarnya 55,2 mm. Dengan ubahan ini, kapasitas mesin jadi 210 cc.

Utak-atik mesin motor 4-tak, gak afdal kalau tidak menyentuh camshaft alias kem. Bentuknya benjolan besi yang muter-muter ditarik rantai keteng, jadi penentu buka tutup klep. Tugasnya, mengatur jumlah makanan yang masuk ke dalam silinder. Setelah itu, lanjut ke klep yang menentukan gas bakar keluar-masuk. Jadi, ubahan durasi kem mutlak berdampak pada perubahan performa mesin.

Makanya, kem diganti merek F38 dengan durasi 270 derajat dengan lift 9,55 mm. Kem ini belum dipasarkan luas. “Karena baru diriset dan dicoba di dalam komunitas BMS aja. Dan terbukti memang yahud,” promosi Nana lagi.

Kapasitas mesin besar, membutuhkan suplai bahan bakar maksimal. Meski karburator standar, tapi pilot-jet sudah naik dua kali lipat dari 12,5 menjadi 25. Dengan ubahan ini, maka tenaga motor sudah terasa di putaran bawah. Di putaran atas, main-jet standar ukuran 130 masih dirasa mumpuni.

Gas bakar makin kaya jadi percuma bila klep tak diubah. Klep standar tak mampu memenuhi mesin yang kehausan. Klep Honda Tiger ukuran 31mm (in) dan 27 mm (ex) menggusur aslinya. Agar Kerja klep tidak loyo, per klep dicomot dari kawinan Yamaha dan Honda. Yamaha Mio untuk menyumbang bagian luarn. Sedang dalemannya menggamit milik Honda Astrea Grand.

Meski ubahan mesin terlihat agak radikal, toh azas fungsional sebagai motor harian tetap dijunjung tinggi. Makanya, kompresi tidak dibikin menjulang. Cukup dipatok di angka 10,2 : 1.

Alasannya, dengan kompresi segitu, maka bahan bakar masih bisa menggunakan bensin Premium. Sebaliknya dengan kompresi tinggi, wajib menggunakan bahan bakar oktan tinggi seperti Pertamax Plus. Padahal, "Saat turing, tidak semua daerah menjual Pertamax Plus di SPBU-nya," tambah pria ramah ini. Akur deh.

Ubahan seperti yang dilakukan Nana ini memang benar-benar untuk harian. Meski kapasitas silinder sudah bengkak, namun konsumsi bensin masih tetap segitu.

Efisiensi bisa terjadi lantaran masih menggunakan karbu standar yang masih model vakum. Meski sekali sedot banyak bensin yang masuk silinder, tapi lantaran tenaga mesin sudah gede, jadinya langsung ngacir. Enggak banyak gejala selip.

Dan yang paling penting lagi, tampang boleh aja standar. Tapi, jangan coba-coba nantangin skubek Suzuki yang sudah 210 cc ini adu kebut.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Battlax 90/80-16
Ban belakang : Battlax 90/80-16
Pelek bepan : Standar
Pelek belakang : Standar
Sok bepan : Lubang oli ditutup satu
Brake pad : Ferodo
CDI : BRT I -Max
Disc brake : PSM
Knalpot : Standar dibobok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar